Cinta itu...Abstraksi
Cinta itu abstraksi
Bisa datang tanpa dicari
Namun untuk membuatnya diam di diri
Butuh keputusan pribadi
Orang bilang cinta buta
Aku bilang pikiran Anda buta
Orang bilang cinta mati
Aku bilang mati itu keputusan Anda sendiri
Sekali lagi aku bilang
Cinta itu abstraksi
“Prakkk!!!”
Bau semerbak.
Selubung terdedah.
Hitam terurai.
Diri terempap.
Air mata berlinang. Kerongkongan kering. Dengan lembut kuusap kaki dihadapanku.
Rambut. Air mata. Tetes.
Rambut. Air mata. Tetes.
Rambut. Air mata. Tetes.
Tak peduli pandangan menusuk.
Aku merunduk.
Tak dengar suara menghina.
Aku merunduk.
Aku mendengarnya.
Suara lembut di telingaku.
Aku melihatnya.
Mata teduh di hadapanku.
Aku merasakannya.
Genggaman kuat di tanganku
Aku tidak buta.
Aku sadar.
Aku tidak mati.
Aku sadar.
Kupandangi kotak pualam putihku.
Kubuka tutupnya. Kulihat botol di dalamnya.
Kubuka tutupnya. Kulihat botol di dalamnya.
Botol yang kujaga dengan
nyawaku sendiri. Dambaan semua wanita negeri.
Masa depanku. Seluruh hidupku.
Masa depanku. Seluruh hidupku.
Hari ini aku memecahkannya. Memecahkan hidupku. Menumpahkan masa depanku.
Ya.
Ini abstraksi cintaku.
Aku tidak buta.
Aku sadar.
Aku tidak mati.
Aku sadar.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana
saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut
juga untuk mengingat dia.”
Matius 14:9
Ya.
Ini abstraksi cintaku.
Yogyakarta, 2013/07/16
11:24 PM
Esther Irma E.
Comments
Post a Comment