Just … One Act of Kindness
Tidak ada manusia yang dapat memprediksi apa
yang akan terjadi satu detik kedepan…
-Esther Irma-
(1)
Mei 2013
Saat
itu aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku saat aku menawarkannya
tumpangan.
Mungkin
aku hanya ingin berbasa basi? Mungkin saat itu aku sedang tidak ada kerjaan?
Atau
sebatas, ya, menawarkan tumpangan.
(2)
April 2015
Baru-baru
ini aku membaca sebuah buku berjudul “Never Eat Alone.” “Buku bisnis yang mengandung banyak nilai ekonomis,” pikirku yang
sudah mantap belajar prinsip untung-rugi itu. Namun, tanpa terduga, yang aku
temukan malahan sebuah nilai moral.
Buku
yang aku baca itu mengajarkan bagaimana membangun jejaring untuk mencapai
sukses. Sebuah hal yang lumrah dalam dunia bisnis. Saat membaca halaman
belakang sampul, aku benar-benar tersentak dan melanjutkan membaca beberapa
bagian buku.
“Jangan berhitung. Membangun jejaring bukan
sekadar bertujuan mendapatkan apa yang kita inginkan. Tetapi, ini juga
berkaitan dengan memberikan apa yang orang lain inginkan.”
(1)
Mei 2013
Menawarkan
tumpangan berlanjut menjadi sebuah perkenalan. Perkenalan yang tidak biasa. Perkenalan
yang membawa banyak pertanyaan.
(2)
April 2015
“Apa yang dapat dia berikan untukku?”
Jika
dapat disimpulkan, mungkin itu pikiran sebagian besar manusia saat berkenalan
dengan seseorang. Bukan pemberian material saja, namun beberapa pemberian yang
tidak kasat mata yang sering kali tidak disadari. Hal ini juga termasuk saat
kita menilai orang ini menyenangkan dan memilih melanjutkan perkenalan, namun memagari
diri kita dari orang-orang menyebalkan.
“Dunia sudah dibutakan oleh prinsip
simbiosis mutualisme,” pikirku.
(1)
Mei 2013
Perkenalan
yang membawa seribu tanda tanya berlanjut dengan cerita kehidupan. Saat itu aku
sadar bahwa wanita yang baru saja aku beri tumpangan ini menyimpan cerita hidup
bak drama korea.
“Oh God… I’m going into trouble…”
(2)
April 2015
UNTUNG
RUGI, katanya adalah mindset manusia masa
kini.
Jika
harus rugi, lantas mengapa berbagi?
(1) Maret
2013
Aku
hapus jauh-jauh pikiran itu.
Aku,
orang yang paling malas berhadapan dengan masalah, bahkan selalu menghindari
jauh-jauh orang-orang penuh masalah ini akhirnya mengetahui bahwa pertemuan kami
bukanlah suatu kebetulan.
Berbagi
hidup, itu yang kemudian kami lakukan.
(2)
April 2015
LOOK
BEYOND
Ketika
kau membutuhkan encouragement, banyak
orang akan mencarinya dari orang lain.
Hanya
sedikit orang mencarinya dengan cara memberikannya pada orang lain.
Ketika
kau membutuhkan cinta, banyak orang akan mencarinya dari orang lain.
Hanya
sedikit orang mencarinya dengan cara memberikannya pada orang lain.
Ketika
kau membutuhkan uang, banyak orang akan mencarinya dengan kerja keras.
Hanya
sedikit orang mencarinya dengan cara memberikannya pada orang lain.
(1)
Maret 2013
Saat
itu aku belajar untuk bisa “look beyond”.
Aku
berbagi hidupku. Aku menolongnya sebisaku. Aku belajar untuk mengasihi seorang
teman baru yang aku kenal dari “sekadar memberi tumpangan”.
Dan,
aku mendapatkan lebih banyak, lebih besar, lebih dari yang aku berikan.
I found a BESTFRIEND…
(2) April
2015
Ketika
sulit untuk berbagi, ketika fokus hidup berkutat pada diri sendiri, ketika
masalah-masalah merintangi, lakukan saja satu tindakan kebaikan hari ini.
Matius 22:39b
… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri
Special for my bestfriend, Sian Hwa
“Semangat nulis bukunya, Bu!”
Senin,
06 April 2015
13.51
WIB, Yogyakarta
Esther
Irma
Comments
Post a Comment