TOUCH

"Heh, pergi kamu! Jangan dekat-dekat kami!" bentak ibu tua itu sambil memeluk kedua anaknya yang masih kecil.

"Saya hanya ingin membeli sepotong roti, Nyonya. Saya lapar," desahku pelan.

"Pergi! Tidak ada roti untuk perempuan macam kamu. Kamu tidak seharusnya ada dalam kota ini! Kamu kotor!!!"

 
Penolakan. Itu makanan sehari-hariku. 12 tahun. Kalikan saja 365 hari, maka akan muncul angka 4380. Ya, 4380 hari kira-kira aku ditolak. Mungkin kurang, mungkin juga lebih. 

Mereka bilang aku kotor. Itu hukum untuk wanita sepertiku. Hukum yang  mengikatku selama 12 tahun. Hukum yang mengharuskanku tinggal terasing dari peradaban. 

Aku ingin sembuh dari penyakitku. Penyakit yang memuakkan! Bukan hanya untuk orang lain, namun juga untuk diriku sendiri. Penyakit yang bukan saja menggerogoti fisikku, namun juga mengikis jiwaku. Segala cara sudah kucoba. Semua harta sudah terbuang percuma. Namun, penyakit ini tetap ada.

Aku lelah ditolak. Aku lelah diinjak-injak. Aku lelah dicaci maki. Aku hanya lelah...




Tuhan!!! pekikku. 

Pekik melengking, berdendang memantul sampai ke dinding-dinding mulutku dan bergulir kembali masuk ke kerongkongan. Berkali-kali, entah sudah berapa kali aku memekik memanggil nama itu dalam kesunyian. 

Jika memang Dia benar-benar Mesias yang diberitakan itu, aku pasti akan sembuh.

Tak kuhiraukan lagi pandangan menusuk, pandangan menghina, pandangan jijik dari orang-orang itu. Tak kuhiraukan lagi bunyi perut keroncongan dan dahaga yang menyiksa. Aku berlari. Berlari kearah kerumunan orang banyak itu. Sampai akhirnya aku melihat-Nya. Aku berlari sekuat tenaga. Sakit, sakit sekali rasanya. Aku sudah tidak tahan. Tapi aku ingin bertemu dengan-Nya, menyentuh-Nya, Mesias itu... 

"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."


Dan aku berhasil! 
Jubahnya sudah kujamah! 
Rasa sakit itu hilang seketika!
Aku sudah sembuh! 

"Siapa yang menjamah Aku," kata Yesus.

Aku ketahuan! Aku gemetar. Aku ketakutan dan hanya bisa tersungkur. Mesias itu berbalik dan melihat kearahku. 

"Ma..maaf Tuan, aku tahu aku kotor dan tidak seharusnya menjamah jubah Tuan." ujarku lirih.

Tiba-tiba Dia mendekat dan memegangku dengan sangat lembut. Kuasa yang aku rasakan menyembuhkanku semakin nyata kurasakan saat Dia ada di dekatku. Aku merasakan kelembutan, aku merasakan kehangatan, aku merasakan-Nya sangat dekat, di hatiku.

"Hai, anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat."




43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun. 44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahan-Nya. 
Lukas 8:43-44 

2013.09.01
00:40 WIB
Esther Irma E.
@IrmaPyon

Comments

Post a Comment